Azani CG
Menu
  • ENGLISH
  • INDONESIA

Tool for calculating the "fair price" of shares using the Graham Number Calculator

 October 26, 2023     EN, Stock investment   

The Graham number is a formula that estimates the fair value of a stock based on its earnings and book value. It was developed by Benjamin Graham, who is widely regarded as the father of value investing and the mentor of Warren Buffett.

Graham was a defensive investor, meaning he preferred to invest in stable and undervalued stocks that required minimal management and provided consistent returns. He devised the Graham number as a general test to identify stocks that were selling for a good price.

The Graham number is calculated as follows:

Can't count? Don't worry, we have prepared a calculator to help you calculate it. We put this tool at the end of the article.

Earnings per share (EPS) is the net profit of a company divided by the number of outstanding shares of its common stock. Book value per share (BVPS) is the equity available to common shareholders divided by the number of outstanding shares. This figure represents the minimum value of a company’s assets and measures the book value of a firm on a per-share basis.

The 22.5 factor in the formula is derived from Graham’s belief that the price-to-earnings (P/E) ratio should not be more than 15 and the price-to-book (P/B) ratio should not be more than 1.5 for a stock to be considered undervalued. Therefore, 15 x 1.5 = 22.5.

According to the theory, any stock price below the Graham number is considered undervalued and worth investing in.


What is the history of the Graham number?

The Graham number was introduced by Benjamin Graham in his influential book “The Intelligent Investor”, which was first published in 1949 and revised several times until 1973. The book is considered one of the best books on investing ever written and has influenced many successful investors, including Buffett, who called it “by far the best book on investing ever written”.

In the book, Graham explained his philosophy and principles of value investing, which focused on finding stocks that were trading below their intrinsic value and had a margin of safety. He also provided various criteria and methods for screening and analyzing stocks, such as the Graham number.

The Graham number was one of the simplest and most widely used formulas that Graham proposed. It was meant to be a quick and easy way to estimate the fair value of a stock without requiring too much information or calculation.


What is the use of the Graham number?

The Graham number is still used today by many value investors as a tool to find undervalued stocks. It can help investors to compare different stocks based on their earnings and book value, and to filter out stocks that are overpriced or have poor fundamentals.

However, the Graham number also has some limitations and drawbacks that investors should be aware of. For example:

  • The Graham number does not take into account other factors that may affect the value of a stock, such as growth potential, competitive advantage, industry trends, dividend payments, debt levels, etc.
  • The Graham number may not be applicable to some types of companies, such as asset-light businesses, high-growth companies, or companies with negative earnings.
  • The Graham number may not reflect the current market conditions or expectations, as it is based on historical data and fixed assumptions.
  • The Graham number may not be accurate or reliable if the earnings or book value of a company are manipulated or distorted by accounting practices or irregularities.

Therefore, investors should not rely solely on the Graham number to make investment decisions. They should also perform a more comprehensive and detailed analysis of a company’s financial statements, business model, competitive position, future prospects, and risks before buying or selling its stock.

The Graham number is a useful but not sufficient indicator of a stock’s value. It is best used as a starting point or a screening tool, rather than an end point or a definitive answer.

Stock Calculator | Reasonable Price | Cheap or Expensive







© AzaniCahyaGitna.com

Disclaimer:

The application we created is not intended to recommend or tell you to buy certain shares. Any losses that may arise from purchasing shares are entirely your responsibility.

Read More

  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Cara Saya Analisa Fundamental Saham Profit 1000%

 October 08, 2023     ID, Investasi Saham   

Saham bisa kita jadikan sebagai ladang investasi yang sangat menjanjikan dan sudah terbukti berhasil merubah nasib beberapa orang yang mau belajar dan berusaha.

Salah satu investor yang menjadi idola saya adalah Lo Kheng Hong. Bagi yang belum tau siapa Lo Kheng Hong, berikut saya beberkan beberapa fakta mengenai Lo Kheng Hong dari WikiPedia.

Lo Kheng Hong (lahir 20 Februari 1959) adalah seorang investor value Indonesia jenis individu. Lo Kheng Hong sebagai investor saham disebut-sebut sebagai Warren Buffett-nya Indonesia. Ia berpendapat bahwa menjadi seorang investor saham itu bisa membuat kaya, meskipun dia tidur saja, karena dia punya perusahaan publik yang harga sahamnya selalu meningkat dan menghasilkan laba besar. Pada tahun 2012 ia memiliki aset berupa saham bernilai Rp 2,5 triliun.

Jika ingin tahu informasi lebih lengkap, silahkan Anda Gogling di Yahoo. Eh salah, maksud saya Yahing di Google.


Disclaimer!

Informasi yang akan saya bagikan dibawah ini sebenarnya hanyalah catatan pribadi saya. Jujur saja, karena saya ini gampang lupa, makanya saya buatlah daftar kunci krusial untuk menentukan apakah suatu saham itu layak dibeli atau tidak.

Saya tidak bermaksud untuk mengajak atau menggiring Anda agar investasi ke saham tertentu. Saya hanya menulis informasi penting untuk diri saya sendiri, dan jika ada yang ingin menggunakan ilmu ini ya silahkan saja dicoba, saya bagikan gratis, tapi tentunya pakai uang anda sendiri untuk investasi ya.

Saya mulai memberanikan diri untuk investasi setelah tanpa sengaja melihat video di youtube yang disitu mengkisahkan perjalanan sukses investor fenomenal bernama pak Lo Kheng Hong. Saya pakai aplikasi StockBit, ada juga aplikasi lain bernama Ajaib, tapi saya hanya pakai salah satu saja. Berikut ini beberapa kunci sukses yang saya gunakan untuk meniru gaya investasi pak Lo Kheng Hong.

Ada banyak sekali data yang disajikan oleh perusahaan, dan saya pikir akan GILA jika investor baru seperti saya harus membaca dan menganalisa satu persatu data tersebut dari beberapa perusahaan yang sedang saya riset. Untuk itu saya mengambil beberapa poin yang paling penting saja untuk di analisa khusus untuk Investor yang baru akan membeli, bukan investor yang sudah membeli saham tersebut.

  • Price Earning Ratio (PER)

PER yang bagus semestinya tidak terlalu tinggi, tetapi juga tidak terlalu rendah. Nilai PER yang ideal di bawah 15x. Value Investor suka mengoleksi saham dengan PER di bawah 15x, karena PER lebih dari 15x berarti sudah terlalu mahal.

  • Earnings Yield

Earnings Yield menunjukkan seberapa besar laba bersih per saham dibandingkan harga saham.

  • Price to Book Value (PBV)

PBV adalah rasio harga saham dibandingkan kekayaan bersih per lembar sahamnya (EPS). Angka PBV yang bagus harus dibawah 1. Jika lebih dari 1, artinya saham tersebut sedang mahal dan tak layak dibeli karena berisiko lebih tinggi.

  • Earning Per Share (EPS)

EPS adalah hasil perhitungan dari laba bersih perusahaan dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Angka EPS yang bagus tidak boleh terlalu jauh dari harga saham saat ini. Misalnya harga saham per lembar saat ini adalah Rp 1000 maka diusahakan untuk investasi jika EPS nya minimal Rp 300, lebih besar lebih baik.

  • Return on Equity (ROE)

ROE adalah imbal hasil yang dicetak perusahaan untuk pemegang saham. Ketika perusahaan memiliki ROE saham di angka 15% ke atas, maka perusahaan tersebut dikatakan baik dan cukup berkualitas. Angka ROE sebesar 15% menandakan bahwa setiap investasi sejumlah Rp1.000 akan memberikan keuntungan bersih setidaknya 15%.

  • Income dan Revenue

Income dan Revenue memiliki sedikit perbedaan, tapi secara garis besar sama, yaitu sama-sama pemasukan perusahaan. Jadi intinya, pastikan baik Income maupun Revenue mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

  • Net Profit Margin (NPM)

NPM adalah sebuah rasio yang digunakan perusahaan untuk membandingkan keuntungan dengan total seluruh uang yang dihasilkan perusahaan.

Debt to Equity Ratio (DER)

DER adalah pengukuran rasio hutang perusahaan terhadap modal. Angka DER di bawah atau sama dengan 100% atau 1, maka kondisi perusahaan masuk dalam kategori sehat atau baik. Itu pertanda, jika perusahaan mengalami gagal bayar, maka ekuitas perusahaan terbukti mampu membayar utang-utangnya.

  • Dividend

Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan atau emiten kepada pemegang saham.

Khusus untuk dividen, bagi saya tidak terlalu penting jika ingin mencari saham dengan harga termurah namun berkinerja terbaik. Karena suatu saat, saat harga per lembar sahamnya sudah naik, biasanya perusahaan tersebut akan membagikan Dividen. Jadi kita akan mendapat 2 keuntungan dalam waktu yang bersamaan. Sedangkan untuk perusahaan yang harga per lembar sahamnya masih kecil, jarang sekali ada yang memberikan Dividen, mereka biasanya lebih fokus ke perkembangan bisnisnya terlebih dahulu.

Saham apa yang memenuhi semua kriteria diatas? Silahkan cari sendiri di StockBit atau Ajaib. Namun untuk saat ini di bulan oktober 2023, saya dapat menunjukkan beberapa daftar yang mungkin bisa Anda analisa sendiri.

  1. DILD - Intiland Development Tbk.
  2. CFIN - Clipan Finance Indonesia Tbk.
  3. GJTL - Gajah Tunggal Tbk.

Read More

  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Waspada Pinjol: Ancaman Baru di Era Digital Jaman Now

 September 21, 2023     ID, Perbankan   
PINJAMAN ONLINE

PINjaman OnLine atau disingkat PINJOL adalah salah satu bentuk layanan keuangan digital yang memungkinkan masyarakat untuk mendapatkan pinjaman uang secara cepat dan mudah melalui aplikasi di smartphone. Pinjol seharusnya memberikan manfaat bagi masyarakat yang membutuhkan dana darurat, modal usaha, atau keperluan lainnya dengan syarat dan prosesnya yang sederhana.

Namun, tidak semua pinjol beroperasi secara legal dan bertanggung jawab. Banyak pinjol ilegal yang bermunculan akibat lemahnya sistem pengawasan dan penegakan hukum terhadap perusahaan yang curang. Pinjol ilegal adalah pinjol yang tidak memiliki izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan tidak terdaftar dalam asosiasi resmi seperti Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) atau Asosiasi Fintech Indonesia (AFI).

Pinjol ilegal menawarkan pinjaman dengan bunga tinggi, biaya administrasi yang tidak transparan, jangka waktu yang pendek, dan plafon yang rendah. Pinjol ilegal juga menggunakan metode penagihan yang tidak etis, seperti mengancam, menghina, memeras, menyebarkan data pribadi, atau bahkan melakukan kekerasan fisik terhadap nasabah yang gagal bayar.

Apa Dampaknya?

Pinjol ilegal membawa dampak negatif bagi masyarakat, baik secara ekonomi, sosial, maupun psikologis. Berikut adalah beberapa dampak pinjol ilegal bagi masyarakat:

  • Menimbulkan utang berjerat. Banyak nasabah pinjol ilegal yang terjerat utang karena tidak mampu membayar bunga dan denda yang terus bertambah. Akibatnya, mereka harus mengambil pinjaman baru dari pinjol lain untuk menutupi utang sebelumnya, sehingga terjadi siklus utang yang sulit diputus.
  • Mengganggu ketenangan hidup. Nasabah pinjol ilegal sering mendapat teror dan intimidasi dari debt collector atau penagih utang yang tidak profesional. Mereka bisa mendapat telepon, pesan singkat, surat elektronik, atau kunjungan langsung yang mengancam keselamatan diri dan keluarga. Hal ini tentu saja mengganggu ketenangan hidup dan kesehatan mental nasabah.
  • Merusak hubungan sosial. Nasabah pinjol ilegal juga berisiko kehilangan hubungan sosial dengan keluarga, teman, atau lingkungan sekitar karena malu, takut, atau marah akibat perlakuan pinjol ilegal. Banyak nasabah yang mengisolasi diri, berhenti berkomunikasi, atau bahkan melarikan diri dari rumah untuk menghindari penagihan.
  • Menyebabkan kematian. Kasus paling tragis akibat pinjol ilegal adalah kematian nasabah. Ada beberapa nasabah yang nekat bunuh diri karena tidak tahan dengan tekanan utang dan ancaman pinjol ilegal. Ada juga nasabah yang meninggal karena menjadi korban kekerasan fisik dari debt collector.

Siapa Korbannya?

Sejauh ini, AzaniCG tidak mendapatkan data resmi mengenai jumlah korban pinjol ilegal di Indonesia karena memang datanya tidak dipublikasikan pemerintah sepenuhnya. Namun, berdasarkan laporan media dan pengaduan masyarakat, korban pinjol ilegal tersebar di berbagai daerah dan lapisan masyarakat.

Berikut adalah beberapa contoh kasus korban pinjol ilegal di Indonesia yang terjadi baru-baru ini. Kami mencari dan mengumpulkan data valid dari media berita yang terjadi di tahun 2023 ini.

  • Seorang ibu rumah tangga di Wonogiri, Jawa Tengah, bunuh diri dengan cara gantung diri di rumahnya pada September 2023. Ia diduga depresi karena terlilit utang dari 23 aplikasi pinjol ilegal yang menagihnya dengan cara kasar.
  • Seorang mahasiswa di Bandung, Jawa Barat, ditangkap polisi karena mencuri motor untuk membayar utang dari 15 aplikasi pinjol ilegal pada Oktober 2023. Ia mengaku nekat mencuri karena takut dengan ancaman debt collector.
  • Seorang pegawai swasta di Jakarta, DKI Jakarta, mengalami luka lebam di wajah dan tubuhnya setelah dianiaya oleh debt collector dari pinjol ilegal pada November 2023. Ia mengatakan bahwa ia sudah membayar utangnya, namun masih ditagih dengan bunga yang tinggi.
  • Seorang guru honorer di Makassar, Sulawesi Selatan, mengadu ke polisi karena data pribadinya disebarkan oleh pinjol ilegal pada Desember 2023. Ia mengaku tidak pernah mengajukan pinjaman, namun mendapat teror dari pinjol ilegal yang mengaku memiliki data dirinya.

Cara Mencegahnya?

Untuk mencegah dan mengatasi pinjol ilegal, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh masyarakat, pemerintah, dan industri fintech. Berikut adalah beberapa cara mencegah dan mengatasi pinjol ilegal:

Masyarakat harus lebih berhati-hati dan selektif dalam memilih pinjol. Sebelum mengajukan pinjaman, pastikan bahwa pinjol tersebut memiliki izin dari OJK dan terdaftar dalam AFPI atau AFI. Jangan mudah tergiur dengan tawaran pinjaman yang tidak masuk akal, seperti bunga rendah, proses cepat, atau tanpa syarat. Baca dan pahami dengan baik perjanjian pinjaman, termasuk bunga, biaya, jangka waktu, dan sanksi. Jangan memberikan data pribadi sembarangan, apalagi kepada pihak yang tidak dikenal. Jika sudah terlanjur terjerat utang dari pinjol ilegal, segera laporkan ke polisi atau OJK dan minta bantuan dari lembaga perlindungan konsumen.

Pemerintah harus lebih aktif dan tegas dalam mengawasi dan menindak pinjol ilegal. OJK harus meningkatkan kapasitas dan kualitas pengawasan terhadap fintech, termasuk pinjol. Polisi harus menindaklanjuti laporan dan pengaduan masyarakat terkait pinjol ilegal dengan cepat dan profesional. Pemerintah juga harus menyosialisasikan kepada masyarakat tentang cara mengenali dan menghindari pinjol ilegal serta memberikan edukasi tentang literasi keuangan digital.

Industri fintech harus lebih berkomitmen dan bertanggung jawab dalam menjalankan bisnisnya. Pinjol legal harus mematuhi peraturan OJK dan standar etika AFPI atau AFI. Pinjol legal juga harus menjaga reputasi dan kredibilitasnya dengan memberikan layanan yang berkualitas, transparan, dan adil kepada nasabah. Pinjol legal juga harus bersinergi dengan pemerintah dan masyarakat dalam memberantas pinjol ilegal.

Kesimpulan

Pada bagian ini saya azanicahyagitna akan menyimpulkan dari apa yang saya tulis diatas. Jika anda membaca seluruh berita diatas tadi maka dapat disimpulkan bahwa Pinjaman Online Ilegal itu sangat berbahaya, terutama bagi masarakat bawah yang pendidikannya kurang mampu.

Kebanyakan dari mereka tidak mengukur berapa kemampuan finansial saat hendak berhutang. Padahal itu sangat penting untuk kelangsungan hidup dalam jangka panjang. Misalnya, kita memiliki penghasilan tak menentu, yaitu antara 500 ribu hingga 1 juta per-bulan. Dengan data ini maka kita harus bijak dalam menentukan target. Kita tidak boleh memilih angka tertinggi dari rentang pendapatan bulanan tersebut, tapi justru pilihlah yang terendah, atau maksimal ditengah-tengahnya. Itu bertujuan untuk mencegah hal buruk terjadi, karena kita tidak pernah tahu kapan musibah akan datang, dan pengeluaran akan membengkak tanpa diduga.

Jika sudah diketahui bahwa pendapatan perbulan anda adalah 500 ribu, maka ukurlah berapa pengeluaran untuk kehidupan sehari-hari, termasuk uang dapur, uang jajan anak, dll. Lalu kurangkan 500 ribu dengan pengeluaran bulanan Anda.

Kita ambil contoh, misalnya sisa uang yang anda miliki adalah 100 ribu, maka jika anda ingin berhutang, pastikan bahwa setoran bulanan anda tidak lebih dari 100 ribu. Apalagi jika anda memilih Pinjol untuk meminjam uang, maka Anda harus lebih berhati-hati lagi.

Satu-satunya alasan mengapa pinjol ilegal bisa membuat masyarakat terjebak kemiskinan adalah karena pinjol ilegal tidak membatasi nasabah (batasan yang dimaksud adalah berapa banyak aplikasi pinjol yang sudah digunakan) jika sudah lebih dari 1 aplikasi maka kemungkinan besar nasabah behutang ke aplikasi pinjol kedua karena untuk menutup hutang dari pinjol pertama.

Itu sangat berbeda sekali dengan ketika ingin meminjam ke pinjaman bank yang mana calon nasabah harus menyediakan sertifikat sebagai jaminan. Hal itu tentunya akan jauh lebih baik karena nasabah akan lebih berhati-hati dan tidak bisa seenaknya pinjam sana sini tanpa memikirkan risiko kedepannya, semoga informasi ini membantu semua.

Read More

  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

3 Large United States Banks with Low Loan Interest Rates

 September 09, 2023     Banking, EN   

Wells Fargo

Wells Fargo

Wells Fargo is a bank that has been in operation for almost 170 years and is the fourth-largest bank in the United States. The bank has been working to rehabilitate its image and regain trust by focusing on customer service and technological innovations after several high-profile scandals in the mid-2010s. In this article, we will discuss the interest rates, advantages, and disadvantages of Wells Fargo.

Interest Rates

Wells Fargo offers very lackluster rates (currently 7.49%) on all of its savings options. This means that account APYs tend to skew lower at traditional brick-and-mortar banks than at their online counterparts.

Advantages

Wells Fargo is one of the more easily accessible large banks in the United States, with approximately 4,900 branches and over 12,000 ATMs across 37 states and the District of Columbia. The bank does provide a number of methods for avoiding maintenance fees on many of its deposit accounts, and most clients can easily qualify for one of the many waivers.

In addition, Wells Fargo partnered with Intuit to provide a seamless and completely secure connection for customers who use Mint, QuickBooks online, and TurboTax online. This pioneering move allows Wells Fargo customers to easily share data with these Intuit products so they can handle their financial chores without risking their accounts’ security.

Disadvantages

Wells Fargo charges a $35 overdraft fee for its Debit Card Overdraft Service every time you overdraw your account. Unfortunately, the bank’s policies allow up to three overdrafts per day, meaning you could be staring down $105 in overdraft fees from a single day’s mistakes. Every savings account also carries a monthly fee, meaning your account may essentially earn a negative amount if you are unable to avoid the charge—if your account dips below the minimum daily balance, for example.

Wells Fargo offers many financial products plus thousands of branches and ATMs. However, interest rates on its savings options are low, and fees can add up. It is highly accessible with numerous locations across the United States. The bank does provide a number of methods for avoiding maintenance fees on many of its deposit accounts. However, it charges a high overdraft fee for its Debit Card Overdraft Service every time you overdraw your account. Therefore, it is important to be aware of these advantages and disadvantages before opening an account with Wells Fargo.

LightStream

LightStream

LightStream is a consumer lender that offers unsecured personal loans for a number of uses. The lender boasts no origination, late payment or prepayment fees, and offers rate discounts for borrowers who sign up for autopay. Loans are available between $5,000 and $100,000 for terms ranging from two to 12 years depending on your loan purpose.

Interest Rates

LightStream’s lowest APR is (currently 7.99%). For borrowers with good credit, this could make LightStream a very affordable option for funding.

Advantages

LightStream doesn’t charge any fees, not even an origination fee. Borrowers may receive funds as soon as the same day they apply with LightStream, which is great for time-sensitive needs.

Disadvantages

LightStream’s minimum loan amount is $5,000, which may be too high for some borrowers. To qualify for a loan with LightStream, you’ll need several years of credit history with a variety of account types (major credit cards, installment loans, vehicle loans and mortgage debt if applicable).

LightStream doesn’t provide a complete picture of what it takes to qualify. However, you will likely need good to excellent credit. When evaluating your loan application, LightStream considers your credit history, requested loan amount, requested loan purpose, repayment term, available assets and payment record on all loans and credit cards.

US Bank

US Bank

US Bank is a financial institution that offers a range of banking services to its customers.

Interest Rates

This traditional bank offers personal loans with APRs ranging from 8.24% to 21.49% (with autopay) for loan amounts from $1,000 to $50,000 (up to $25,000 for non-customers) and loan terms from one to seven years for customers (one to five years for non-customers).

Advantages

US Bank offers a high yield savings account with an annual percentage yield (APY) of up to 0.25%. This is higher than the national average of 0.05% APY.

US Bank has a mobile app that allows customers to manage their accounts, deposit checks, and transfer funds from their mobile devices.

US Bank offers a variety of credit cards with different rewards programs and benefits.

Disadvantages

US Bank has fewer branches than some other banks, which may make it difficult for customers who prefer to do their banking in person.

US Bank charges fees for certain services, such as overdraft protection and wire transfers.

As for the interest rates, it’s worth noting that the Federal Reserve raised its benchmark interest rate by 0.75 percentage point on Wednesday — the biggest hike since 1994 — to try to curtail today’s record-high inflation.

While the Fed is expected to continue raising rates throughout the rest of 2022, the larger conundrum still remains: continue raising rates, potentially causing an economic slowdown and recession, or don’t raise rates and therefore don’t prevent taming rampant inflation. Interest rates affect our bigger macroeconomic picture, but they also have a tangible effect on our personal finances, including student loans, car loans, mortgages, savings accounts and more.

Read More

  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Silicon Valley Bank (SVB) Bankruptcy Chronology, The Largest Bank in the United States

 September 06, 2023     Banking, EN   

Silicon Valley Bank (SVB) was once one of the most successful and influential banks in the US, serving as a major lender and partner to the tech sector. Founded in 1983, the bank grew to become the 16th-largest in the US, with $210 billion in assets. Over the years, its client list included some of the biggest names in consumer tech, such as Airbnb, Cisco, Fitbit, Pinterest and Square.

However, in March 2023, SVB collapsed with astounding speed, becoming the second-largest bank failure in US history, behind the collapse of Washington Mutual in September 2008. The bank was shut down by the California Department of Financial Protection and Innovation (DFPI), which appointed the Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) as its receiver. The DFPI said that it took over and closed the distressed bank to protect deposits.

Silicon Valley Bank - Image by Google

What caused SVB downfall? According to reports, there were several factors that contributed to the bank’s demise. One of them was the broader slowdown in the tech sector, which reduced the demand and profitability of SVB loans and investments. Another factor was the increase in interest rates, which eroded the value of SVB securities portfolio. A third factor was the loss of confidence among SVB depositors, who withdrew large amounts of money from the bank amid rumors of its financial troubles.

The crisis unfolded rapidly in the first week of March 2023. On Wednesday evening, March 8, SVB announced that it was planning to raise $2 billion to “strengthen its financial position” after suffering losses. It also indicated that it had seen an increase in startup clients pulling out their deposits. At the same time, the bank signaled that its securities had lost value as a result of higher interest rates.

By Thursday morning, March 9, SVB shares began to see a massive sell-off. Later that day, SVB CEO Gary Becker pleaded with tech investors to “stay calm”. He said that the only danger posed to SVB was if "everybody is telling each other that SVB is in trouble". However, his words failed to reassure the market. In fact, some tech titans, including Peter Thiel, reportedly warned startup founders to reduce their exposure to SVB. By the end of the day, SVB shares had fallen by 60%.

On Friday morning, March 10, CNBC reported that SVB had been unable to raise the cash it had been hoping to assemble, and was looking for a buyer as deposit outflows continued to accelerate. The bank even called the New York Police Department on Friday morning as customers began lining up outside its Park Avenue offices to get their money, but officers who arrived on the scene left after determining “there was nothing criminal” happening. By noon Friday, March 10, California state and federal banking regulators had seen enough and announced they were taking over SVB deposits and putting the bank into receivership.

What happens to SVB customers now? According to the FDIC, all depositors of SVB will have access to their insured deposits. The FDIC said that it will pay out up to $250,000 per depositor through checks or wire transfers within a few days. Customers who have more than $250,000 in their accounts will become creditors of the failed bank’s estate and may receive some or all of their money back depending on how much is recovered from SVB assets.

As for SVB borrowers, they will still have to repay their loans according to their original terms. The FDIC said that it will continue to service SVB loans until they are sold or transferred to another lender. Customers who have questions about their loans can contact the FDIC at 1-800-823-2514 or visit www.fdic.gov/svb.

The FDIC also said that it is working with other banks to provide assistance and options for SVB customers who may need new banking services. The FDIC said that it will announce any arrangements with other banks on its website and through local media outlets.

The FDIC estimates that the cost of resolving SVB will be $12 billion, which will be covered by its deposit insurance fund. The FDIC said that no taxpayer money will be used for this purpose.

The collapse of SVB has sent shockwaves across the global financial markets and raised questions about the stability and regulation of the banking sector. US President Joe Biden told Americans on Monday, March 13, that they “can rest assured that our banking system is safe”, adding: "We will do whatever is needed on top of all this". However, some analysts and experts have warned that SVB failure could be a sign of more trouble ahead for the tech and financial industries.

Source

We got this information and we have summarized it from several sources. If you need additional information, you can visit any or all of the sources we have listed below:

  • cnn
  • nbcnews, nbcnews
  • investopedia
  • cbsnews

Read More

  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Federal Reserve System (the Fed) - Central Bank of the United States

 September 04, 2023     Banking, EN   

Federal Reserve System - Image from Google

The Federal Reserve System, or simply the Fed, is the central bank of the United States. It was established in 1913 by the Federal Reserve Act, which was passed by Congress in response to a series of financial crises and bank failures that occurred in the late 19th and early 20th centuries. The main purpose of the Fed is to provide the nation with a safe, flexible, and stable monetary and financial system

The Fed has evolved over time to meet the changing needs and challenges of the U.S. economy. It has three key objectives for monetary policy: maximizing employment, stabilizing prices, and moderating long-term interest rates. These are sometimes referred to as the Fed’s dual mandate The Fed also performs other functions, such as supervising and regulating banks, maintaining the stability of the financial system, providing financial services to depository institutions, the U.S. government, and foreign official institutions, and conducting research and analysis on economic issues

The Fed is composed of several components. The Board of Governors, or Federal Reserve Board, is the governing body of the Fed. It consists of seven members who are appointed by the President and confirmed by the Senate for 14-year terms. The Board sets general policies for the Fed and oversees its operations. The Chair and Vice Chair of the Board are also appointed by the President and serve four-year terms. The current Chair is Jerome H. Powell, who took office in February 2018.

The Federal Open Market Committee, or FOMC, is the main policy-making body of the Fed. It consists of 12 members: the seven members of the Board of Governors, the president of the Federal Reserve Bank of New York, and four presidents of other regional Federal Reserve Banks who serve on a rotating basis. The FOMC meets eight times a year to review economic and financial conditions and decide on monetary policy actions.

The most important tool of monetary policy is the federal funds rate, which is the interest rate that banks charge each other for overnight loans of reserves. The FOMC sets a target range for this rate and uses open market operations to influence it. By changing the federal funds rate, the FOMC affects other interest rates in the economy and ultimately influences economic activity and inflation.

The 12 regional Federal Reserve Banks are located in major cities across the nation. They operate as independent corporations within the Fed system and are owned by their member banks, which are nationally chartered or state-chartered banks that meet certain requirements and hold stock in their respective Reserve Banks.

The Reserve Banks perform various functions for their districts, such as processing checks and electronic payments, distributing currency and coins, supervising and examining banks, conducting economic research and education, and serving as a lender of last resort to banks in times of emergency. Each Reserve Bank has a board of directors that oversees its administration and a president who is appointed by its board with approval from the Board of Governors.

The Fed also has several advisory councils that provide input and feedback on various aspects of its operations and policies. These include the Federal Advisory Council, which consists of 12 representatives from the banking industry; the Community Depository Institutions Advisory Council, which consists of 12 representatives from smaller banks, credit unions, and thrift institutions; the Community Advisory Council, which consists of 15 representatives from consumer, labor, community development, and other groups; and the Model Validation Council, which consists of five experts in econometrics and statistics who advise on the validation of models used by the Fed for stress testing banks.

The Fed operates independently from political influence but is accountable to Congress and the public for its actions. It reports regularly to Congress on its monetary policy decisions and objectives, its supervision and regulation activities, its financial stability efforts, its balance sheet and income statements, its audits and reviews, and other matters. It also publishes various reports and data on its website (www.federalreserve.gov) that are accessible to anyone interested in learning more about its operations and policies.

The Fed plays a vital role in maintaining the health and stability of the U.S. economy. It faces many challenges in fulfilling its mission in a complex and dynamic environment. Some of these challenges include managing inflation expectations, balancing short-term and long-term goals, dealing with uncertainty and risks, communicating effectively with various audiences, fostering financial innovation while mitigating potential threats, promoting diversity and inclusion within its workforce and leadership, and adapting to changing technologies and global developments.

Read More

  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Jenis Pinjaman Bank Mandiri dan Cara Hitung Cicilan Bulanan Pakai Kalkulator Otomatis

 September 03, 2023     ID, Perbankan   
BANK MANDIRI

Kantor Pusat Bank Mandiri - Foto dari Google

Bank Mandiri didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk mengatasi dampak krisis finansial Asia 1997. Pada bulan Juli 1999, empat bank milik pemerintah, yaitu Bank Ekspor Impor Indonesia, Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, dan Bank Pembangunan Indonesia, digabungkan menjadi Bank Mandiri. Pada tanggal 1 Agustus 1999, Bank Mandiri mulai beroperasi secara penuh sebagai bank terbesar di Indonesia

PINJAMAN

Bank Mandiri memiliki beberapa opsi yang bisa Anda pilih ketika hendak mencairkan pinjaman atau meminjam uang sesuai dengan kapasitas atau kebutuhan yang sesuai dengan masing-masing nasabah, berikut diantaranya:

  • Kredit Serbaguna Mandiri (KSM): Pinjaman personal yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti biaya pendidikan, kesehatan, pernikahan, dll. Anda dapat meminjam hingga 1 miliar rupiah dengan tenor maksimal 15 tahun.
  • Kredit Multiguna: Pinjaman personal yang memerlukan agunan atau jaminan berupa rumah, ruko, atau kantor. Anda dapat memilih antara top up atau take over pinjaman dari bank lain.
  • Kredit Kendaraan Bermotor: Pinjaman untuk membeli kendaraan bermotor baru atau bekas, baik roda dua maupun roda empat. Anda dapat memilih skema angsuran tetap atau menurun dengan tenor hingga 6 tahun.
  • Kredit Kepemilikan Rumah: Pinjaman untuk membeli rumah baru atau bekas, baik tapak maupun strata title. Anda dapat memilih skema angsuran tetap atau menurun dengan tenor hingga 25 tahun.
  • Kredit Kepemilikan Rumah Bersubsidi: Pinjaman untuk membeli rumah bersubsidi yang ditetapkan oleh pemerintah. Anda dapat memilih skema angsuran tetap dengan tenor hingga 20 tahun.
  • Kredit UMKM: Pinjaman untuk usaha mikro, kecil, dan menengah yang bergerak di berbagai sektor, seperti perdagangan, jasa, industri, pertanian, dll. Anda dapat meminjam hingga 500 juta rupiah dengan tenor hingga 5 tahun.
  • Kredit Usaha Kecil Menengah: Pinjaman untuk usaha kecil dan menengah yang bergerak di berbagai sektor, seperti perdagangan, jasa, industri, pertanian, dll. Anda dapat meminjam mulai dari 500 juta hingga 50 miliar rupiah dengan tenor hingga 10 tahun.
  • Korporasi: Pinjaman untuk usaha besar dan korporasi yang bergerak di berbagai sektor, seperti perdagangan, jasa, industri, pertanian, dll. Anda dapat memilih antara kredit modal kerja atau kredit investasi dengan tenor sesuai kebutuhan.

Sementara itu, Bank Mandiri juga melayani pinjaman KUR yang dibedakan menjadi 4 jenis yaitu:

KUR Mikro dan Kecil: Pinjaman usaha yang ditujukan bagi pengusaha kelompok maupun individu dengan waktu usaha minimal sudah 6 bulan. Limit kredit sampai Rp 500 juta dengan jangka waktu pinjaman maksimal 5 tahun. Bunga efektif per tahun berkisar antara 6% hingga 9% tergantung pada jumlah kali penerimaan KUR. Agunan pokok berupa usaha atau objek yang dibiayai, sedangkan agunan tambahan tidak diberlakukan untuk KUR Mikro dan diperlukan untuk KUR Kecil.

KUR Ritel Mandiri: Bantuan usaha untuk kalangan menengah yang memiliki potensi membayar cicilan dengan bunga flat atau anuitas yang setara. Limit kredit sampai Rp 500 juta dengan jangka waktu pinjaman maksimal 5 tahun. Bunga efektif per tahun sebesar 9%. Agunan pokok berupa usaha atau objek yang dibiayai, sedangkan agunan tambahan berupa tanah dan/atau bangunan atau kendaraan bermotor.

KUR TKI Mandiri: Pinjaman usaha untuk Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang ingin membuka usaha di tanah air setelah bekerja di luar negeri. Limit kredit maksimal Rp 100 juta dengan jangka waktu pinjaman maksimal 4 tahun. Bunga efektif per tahun sebesar 6%. Agunan pokok dan tambahan tidak dipersyaratkan.

KUR Khusus Mandiri: Pinjaman usaha untuk sektor-sektor tertentu yang memiliki dampak positif bagi perekonomian nasional, seperti pertanian, perikanan, peternakan, pariwisata, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain. Limit kredit sampai Rp 500 juta dengan jangka waktu pinjaman maksimal 5 tahun. Bunga efektif per tahun sebesar 6%. Agunan pokok berupa usaha atau objek yang dibiayai, sedangkan agunan tambahan berupa tanah dan/atau bangunan atau kendaraan bermotor.

Bunga hutangnya adalah 3% untuk KUR Super Mikro, 6%-9% untuk KUR Mikro dan Kecil. Semakin sering berhutang, maka bunga pinjaman akan semakin tinggi dengan maksimal 4x pinjaman bunga hingga 9%. Jika Anda tidak tahu cara menghitung bunga pinjaman sebuah bank, maka gunakan saja Kalkulator untuk menghitung Cicilan Pinjaman Bank, ini dapat menghitung berapa biaya cicilan perbulan yang wajib disetorkan, berapa total hutangnya setelah dijumlahkan dengan suku bunga. Di kalkulator tersebut ada 2 pilihan yaitu Annuity dan Flat, untuk pinajaman di Seluruh Bank di Indonesia kebanyakan menggunakan sistem Annuity. Termasuk pinjaman KUR Mandiri, itu menggunakan Annuity, bukan Flat.

KEUNGGULAN

Sebagai salah satu Bank Pemerintah terbesar di Indonesia, Bank Mandiri tentu memiliki beberapa keunggulan dibandingkan Bank lainnya, diantaranya:

  • Memiliki jaringan kantor cabang dan ATM yang luas di seluruh Indonesia, sehingga memudahkan nasabah untuk melakukan transaksi perbankan di mana saja dan kapan saja
  • Menyediakan berbagai produk dan layanan perbankan yang lengkap dan inovatif bagi nasabah perseorangan dan bisnis, seperti simpanan, pinjaman, investasi, asuransi, reksa dana, kartu kredit, surat kredit, modal ventura, manajemen kas, kustodian, remitansi, bank garansi, sekuritas, treasuri, lindung nilai, pembiayaan, dan lain-lain
  • Mengembangkan solusi perbankan digital yang andal dan komprehensif melalui aplikasi Livin’ by Mandiri untuk nasabah ritel dan Kopra by Mandiri untuk nasabah wholesale. Aplikasi ini menawarkan berbagai fitur dan kemudahan dalam mengakses layanan perbankan melalui smartphone atau perangkat lainnya
  • Menerapkan prinsip-prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) yang baik dalam menjalankan bisnisnya, sehingga memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat

KELEMAHAN

Namun meskipun dengan banyaknya pencapaian positif dari Bank Mandiri, tidak membuat bank tersebut menjadi sempurna. Berikut ini beberapa kekurangan atau kelemahan yang ada pada sistem Bank Mandiri:

  • Memiliki biaya administrasi bulanan yang cukup tinggi dibandingkan dengan bank lainnya. Biaya ini akan dikenakan kepada nasabah jika saldo rekeningnya di bawah minimum yang ditetapkan oleh bank
  • Memiliki persyaratan pembukaan rekening yang cukup ketat dan rumit. Nasabah harus menyediakan berbagai dokumen dan data pribadi yang valid dan lengkap untuk dapat membuka rekening di Bank Mandiri. Selain itu, nasabah juga harus membayar setoran awal yang cukup besar untuk dapat memiliki rekening di bank ini
  • Memiliki layanan pelanggan yang kurang responsif dan ramah. Beberapa nasabah mengeluhkan bahwa mereka sulit untuk menghubungi layanan pelanggan Bank Mandiri melalui telepon atau media sosial. Selain itu, beberapa nasabah juga merasa tidak puas dengan penanganan keluhan atau masalah yang mereka alami oleh pihak bank

PENGHARGAAN

The Best Domestic Bank in Indonesia pada ajang Asiamoney Best Bank Award 2022 di Singapura. Penghargaan ini diberikan kepada bank yang bisnisnya tumbuh signifikan serta mampu menghadirkan berbagai solusi layanan perbankan digital yang mendorong kemajuan di kawasan Asia.

Merdeka Awards 2023 untuk program Inovatif untuk Negeri. Penghargaan ini diberikan kepada bank yang memiliki program-program inovatif di bidang kemandirian ekonomi, pelayanan publik, dan pendukung digitalisasi.

10 penghargaan dari media regional FinanceAsia, antara lain Best Indonesia’s Sustainable Bank, Best Indonesia’s ESG Impact, Most Innovative Use of Technology in Indonesia, Best Corporate and Investment Bank in Indonesia, Best Equity House in Indonesia, Best Bond House in Indonesia, Best Broker in Indonesia (Mandiri Sekuritas), Best Private Bank in Indonesia, Best Wealth Manager in Indonesia, dan Best Investment Research in Indonesia. Penghargaan ini diberikan kepada bank yang memiliki kinerja dan layanan yang unggul di berbagai bidang perbankan.

KESIMPULAN

Semua Bank besar memiliki fitur dan cara kerja yang mirip, meskipun tidak sama persis. Terkadang yang membedakan diantara mereka adalah dari kelemahan sistemnya, misalnya ada kebocoran data Bank, password akun yang di Hack orang tak bertanggung jawab, saldo rekening yang tiba-tiba menghilang. Untuk itu kita sebagai nasabah yang individual harus cermat dan bijak dalam mengambil keputusan sebelum mengajukan pinjaman ke Bank karena nominal jaminan aset yang dibutuhkan biasanya jauh lebih besar dibandingan nominal pinjaman tersebut.

Informasi tambahan, saat Anda ingin mengajukan pinjaman ke Bank Mandiri, maka Anda harus menyiapkan sejumlah uang untuk biaya Administrasi. Pengalaman terakhir saya ketika mengajukan plafon pinjaman sebesar 200 Juta, maka saya diwajibkan membayar uang dimuka lebih dari 3 juta rupiah sebagai biaya Provisi dan Administrasi (hampir 4 juta) setelah ditambah dengan setoran awal pembukaan rekening bank. Sementara itu, saldo yang dapat dicairkan hanya sekitar 181 juta karena sebagian saldo dibekukan untuk 3 setoran terakhir nanti. Jadi setelah dikurangi biaya awal sebelum pinjaman dapat dicairkan, angka bersih yang saya kantongi kurang dari 180 juta rupiah.

Read More

  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Perbedaan Utama Bank Indonesia (BI) dengan Bank Lainnya

 September 02, 2023     ID, Perbankan   
bank indonesia

Bank Indonesia adalah bank sentral di Indonesia yang memiliki tanggung jawab untuk menjaga stabilitas nilai atau kurs mata uang yaitu Rupiah. Bank Indonesia tentunya berbeda dengan bank konvensional pada umumnya. Bank Indonesia tidak melayani nasabah perorangan atau badan usaha, melainkan berfungsi sebagai otoritas moneter, pengawas sistem pembayaran, dan pengelola cadangan devisa negara.

Bank Indonesia terbentuk pada era prakemerdekaan, yaitu tahun 1953. Undang-undang Pokok Bank Indonesia menetapkan pendirian Bank Indonesia sebagai pengganti dari De Javasche Bank sebagai bank sentral. De Javasche Bank adalah bank sirkulasi yang didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1828 untuk mengatasi permasalahan ekonomi dan keuangan di Hindia Belanda. Selama masa penjajahan, De Javasche Bank berperan sebagai agen fiskal pemerintah kolonial dan menerapkan standar nilai tukar emas.

Setelah kemerdekaan, Bank Indonesia mengambil alih peran De Javasche Bank dan berusaha untuk membangun sistem moneter yang sesuai dengan kondisi ekonomi dan politik Indonesia. Pada masa demokrasi terpimpin, pemerintah menggabungkan bank-bank negara ke dalam satu bank sentral yang tidak hanya bertanggung jawab atas kebijakan moneter, tetapi juga kebijakan fiskal dan pembangunan. Bank tersebut bernama Bank Tunggal Milik Negara. Namun, sistem ini menimbulkan masalah inflasi dan ketidakstabilan ekonomi.

Pada tahun 1968, pemerintah mengembalikan fungsi bank sentral kepada Bank Indonesia dan memberikan kewenangan untuk mengatur jumlah uang beredar dan menetapkan suku bunga. Pada tahun 1983, pemerintah melakukan deregulasi perbankan yang memberikan kebebasan bagi bank-bank untuk menentukan suku bunga simpanan dan pinjaman. Pada tahun 1999, pemerintah memberikan status independensi kepada Bank Indonesia melalui Undang-undang No. 23 Tahun 1999. Undang-undang ini juga mengalihkan fungsi pengaturan dan pengawasan perbankan dari Bank Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2011.

Bank Indonesia memiliki beberapa fungsi dan tugas utama sebagai berikut:

  • Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
  • Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
  • Mengatur dan mengawasi penyelenggaraan jasa sistem pembayaran
  • Mengelola cadangan devisa negara
  • Menerbitkan uang rupiah
  • Menyelenggarakan riset ekonomi dan moneter
  • Menjadi penasihat pemerintah dalam bidang ekonomi dan keuangan

Sebagai bank sentral yang independen, atau bisa disebut sebagai pusatnya bank di Indonesia, BI tentunya memiliki beberapa keunggulan yang tidak dimiliki oleh bank lainnya, beberapa diantaranya adalah:

  • Mampu menjaga stabilitas nilai rupiah dengan mengendalikan inflasi
  • Mampu menjaga stabilitas sistem keuangan dengan mencegah krisis moneter dan perbankan
  • Mampu meningkatkan efisiensi dan inovasi sistem pembayaran dengan mendorong penggunaan teknologi digital
  • Mampu mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan menyediakan likuiditas yang cukup bagi sektor riil

Dengan informasi diatas, sekarang apakah kamu sudah tahu perbedaan Bank Indonesia dengan Bank yang lainnya. Juga, pertanyaan umum yang kerap bermunculan dibenak masyarakat awam adalah: apakah Bank Indonesia itu sama saja dengan Bank Negara Indonesia (BNI)? Tentu saja jawabannya adalah TIDAK SAMA.

Read More

  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

12 Bank Besar Milik Indonesia dan 3 Cabang Bank Luar Negeri

 September 01, 2023     ID, Perbankan   

Indonesia merupakan Negara Berkembang yang memiliki beberapa bank besar yang didirikan oleh Negara dan bank Swasta yang melayani seluruh masyarakat di Indonesia.

Berikut ini beberapa bank yang ada di Indonesia:

  1. Bank Indonesia (BI) adalah bank sentral di Indonesia yang bertugas mengatur kebijakan moneter, menjaga stabilitas sistem keuangan, dan mengawasi perbankan.
  2. Bank Mandiri adalah bank pemerintah terbesar di Indonesia yang menyediakan berbagai produk dan layanan perbankan, seperti tabungan, kredit, investasi, dan perbankan syariah.
  3. Bank Negara Indonesia (BNI) adalah bank pemerintah yang berdiri sejak 1946 dan merupakan bank pertama yang menerbitkan mata uang rupiah. BNI juga memiliki unit usaha syariah dan anak perusahaan di bidang asuransi, sekuritas, dan multifinance.
  4. Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah bank pemerintah tertua di Indonesia yang berdiri sejak 1895. BRI merupakan bank dengan jumlah cabang dan layanan ATM terbanyak di Indonesia. BRI juga fokus pada pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah.
  5. Bank Tabungan Negara (BTN) adalah bank pemerintah yang bergerak di bidang pembiayaan perumahan. BTN memiliki visi menjadi bank perumahan terkemuka di Indonesia dengan menyediakan solusi perumahan bagi seluruh lapisan masyarakat.
  6. Bank Central Asia (BCA) adalah bank swasta terbesar di Indonesia yang didirikan pada 1957. BCA menawarkan berbagai produk dan layanan perbankan, seperti tabungan, kredit, kartu kredit, internet banking, mobile banking, dan e-commerce.
  7. Bank CIMB Niaga adalah bank swasta yang merupakan hasil penggabungan antara Bank Niaga dan Bank Lippo pada 2008. Bank ini merupakan bagian dari CIMB Group, salah satu grup perbankan terbesar di Asia Tenggara.
  8. Bank Danamon Indonesia adalah bank swasta yang berdiri pada 1956 dan merupakan salah satu bank tertua di Indonesia. Bank ini memiliki produk unggulan seperti tabungan Simpan Pinjam, kredit Adira Finance, dan kartu kredit American Express.
  9. Bank KEB Hana adalah bank swasta yang merupakan hasil merger antara Bank Hana dan Bank KEB pada 2013. Bank ini merupakan anak perusahaan dari Hana Financial Group, salah satu grup keuangan terbesar di Korea Selatan.
  10. Bank ICBC Indonesia adalah bank swasta yang merupakan anak perusahaan dari Industrial and Commercial Bank of China (ICBC), bank terbesar di dunia berdasarkan aset. Bank ini menyediakan layanan perbankan korporasi, komersial, dan ritel.
  11. Bank Maybank Indonesia adalah bank swasta yang merupakan anak perusahaan dari Malayan Banking Berhad (Maybank), bank terbesar di Malaysia. Bank ini memiliki produk dan layanan perbankan seperti tabungan, kredit, kartu kredit, wealth management, dan treasury.
  12. Bank Mega adalah bank swasta yang didirikan pada 1969 dengan nama Bank Karman. Bank ini merupakan bagian dari CT Corp, salah satu grup bisnis terkemuka di Indonesia. Bank ini memiliki produk dan layanan perbankan seperti tabungan, kredit, kartu kredit, dan bancassurance.

Dari ke-12 Bank diatas, terdapat 5 Bank yang dimiliki oleh Negara atau Pemerintah meliputi: BI, Mandiri, BNI, BRI, dan BTN. Sedangkan 7 sisanya adalah Bank Swasta.

Selain itu, ada juga beberapa bank asing yang beroperasi di Indonesia dengan membuka kantor cabang atau perwakilan.

Beberapa contoh bank asing yang ada di Indonesia adalah:

  1. HSBC Indonesia adalah kantor cabang dari HSBC Holdings plc, salah satu grup perbankan dan jasa keuangan terbesar di dunia. HSBC Indonesia menyediakan layanan perbankan korporasi, komersial, ritel, wealth management, dan global markets.
  2. Standard Chartered Indonesia adalah kantor cabang dari Standard Chartered plc, salah satu grup perbankan internasional yang berpusat di London. Standard Chartered Indonesia menyediakan layanan perbankan korporasi, komersial, ritel, private banking, dan Islamic banking.
  3. Citibank Indonesia adalah kantor cabang dari Citigroup Inc., salah satu grup jasa keuangan multinasional yang berpusat di New York. Citibank Indonesia menyediakan layanan perbankan korporasi, investasi, ritel, kartu kredit, dan wealth management.

Beberapa daftar Bank yang saya cantumkan disini sesuai dengan daftar Bank yang ada saat ini, September 2023. Jika suatu saat nanti muncul Bank baru yang belum kami catat disini, tolong beritahu saya lewat kolom komentar dibawah ini ya. Semoga informasi yang saya berikan dapat bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan kalian seputar Bank apa saja yang ada di Indonesia dan tunggu informasi menarik lainnya di postingan berikutnya.

Read More

  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg
Home

NEW UPDATES

MY TOOLS

  • Fair Price of Shares
  • Calculate Bank Loan Interest
  • Online Pregnancy Calculator
  • Calculates Age Checker Online
  • Online Calculator Ideal Weight

Copyright © Azani CG | About | Contact | Privacy